Selamat membaca

Sugeng rawuh wonten ing " Gigih Blog"

Minggu, 14 Oktober 2012

perkembangan kejiwaan manusia


TINJAUAN PSIKOLOGIS DARIPADA PENDIDIKAN DI INDONESIA.
A.      Hukum dasar perkembangan kejiwaan manusia.
Bahwa manusia setiap saat mengalami perkembangan/ perubahan, perkembangan tersebut menuju kearah kemajuan. Perkembangan manusia bersifat jasmaniah dan rohaniah. Maksudnya perkembangan manusia tidak hanya berkembang dalam arti jasmaniah saja atau badannya saja akan tetapi perkembangan manusia tersebut disamping jasmaninya juga rohaninya atau jiwanya.
Proses perkembangan/ pertumbuhan manusia itu terjadi dan berlangsung secara teratur dan terarah, maksudnya perkembangan manusia tersebut menuju kearah kemajuan atau kedewasaan. Dan setiap perkembangan tersebut ditandai dengan suatu peningkatan kemampuan yang secara terus menerus akan bertambah kompleks. Jadi terdapat tugas-tugas tertentu yang harus dilewati atau dilakukan dalam setiap fase perkembngan . tugas-tugas tertentu yang harus dilakukan anak dalam periode tertentu disebut “developmental tasks”.
Tujuan dari perubahan yang selalu terjadi dalam kehidupan agar manusia dapat menyesuaikan dengan lingkungannya. Ada pun lingkungan manusia terdiri dari:
1.       Lingkungan fisik
Yang termasuk lingkungan fisik: benda cair, benda padat, benda gas, dsb
Lingkungan manusia yag tidak dapat ditangkap oleh indra antara lain : situasi ekonomi, kepercayaan, ideologi, dsb.
2.       Lingkungungan sosial.
Yaitu semua orang yang ada dalam dunia kehidupan anak, yakni orang yang bergaul dengan anak, bekerja sama dengan anak. Tugas pendidikan dalam hal ini ialah memberikan bimbingan agar pertumbuhan anak dapat berlangsung secara wajar dan optimal.
                                                Beberapa hukum dasar yang perlu diperhatiakan dalam rangka membimbing anak adalah sebagai berikut:
                                                Tiap-tiap anak mempunyai sifat kepribadian yang baik artinya anak-anak memiliki sifat-sifat yang khas.
                                                Kekhasan manusia/anak ter bentuk oleh 3 faktor: Keturunan(heredity), ligkungan, diri.
A.      Keturunan(heredity).
Dalam hal ini  Genetika(ilmu tentang keturunan) banyak membicarakan masalah ini, “bahwa sifat-sifat yang dibawa manusia akan diturunkan kepada manusia yang diturunkannya. Sedang para ahli Ilmu jiwa, seperti HC Witherington mengatakan “bahwa hereditas adalah proses penurunan sifat-sifat atau cirri-ciri dari satu generasi kegenerasi lain,dengan perantaraan plasma benih.
B.      Lingkungan
Lingkungan yang dihadapi anak pada pokoknya dapat dikelompokan sbb:
1.       Lingungan dalam, yaitu cairan-cairan yang meresap ke dalam tubuh manusia, cairan ini berasal dari makanan dan minuman.
2.       Lingkungan fisik, adalah lingkungan alam di sekitar anak ,yang meliputi tumbuh-tumbuhan, hewan,keadaan tanah, dsb.
3.       Lingkungan budaya, adalah lingkungan yang berwujud bahasa, ilmu pengetahuan, karya seni, adat istiadat, dsb.
4.       Lingkungan sosial, lingkungan ini meliputi bentuk hubungan, sikap atau tingkah laku manusia seperti tingkah laku ayah,ibu keluarga,tentangga,dsb.
5.       Lingkungan spiritual , adalah lingkungan yang berupa agama, keyakinan masyarakat di sekitarnya, dan ide-ide yang muncul dalam masyarakatdimana anak hidup.
C.      Faktor diri ( self)
Adalah kehidupan kejiwaan seseorang. Terdiri dari perasaan,usaha, pikiran, pandangan, penilaian, keyakinan,sikap, anggapan yang semuanya itu akan berpengaruh dalam membuat keputusan dalam tindakan sehari-hari. Apabila dapat dipahami self seseorang akan dapat membantu kita untuk memahami apa yang menjadi tujuan orang itu dibalik perbuatan yang dilakukannya.
 Self berinteraksi dengan pembawaan dan lingkungan yang membentuk pribadi seseorang.
Tiap anak mempunyai kecerdasan yang berbeda. Oleh karenanya anak yang mempunyai intelegensi yang rendah atau dibawah normal tidak akn berhasil dalam pendidikannya apabila dalam penanganannyadijadikan satu dengan anak yang mempunyai itelegensi normal.
Bagi seorang pendidik sangat perlu memiliki pengetahuan tentang intelegensi anak, sehingga dengan pengetahuan itulah diharapkan seorang pendidik/ guru bisa menerapkan setepat mungkin, akan ditempatkan dimana anak yang memiliki intelegensi yang rendah dan bagaimana dengan anak yang memiliki intelegensi diatas normal.intelegensi secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi(EBBINGHAUSE,1897), juga TERMAN, 1921 mengartikan sebagai kemampuan untuk berfikir abstrak. Indeks kecerdasan diperolh dari membagi usia kecerdasan dengan usia kalender dikalikan 100. Baik usia kecerdasan dengan usia kronologisnya dapat dinyatakan dalam satuaan bulan.
        Indeks kecerdasan dapat diklsiikasikn sbb:
IQ. 140-Keatas           termasuk klasifikasi         genius
IQ. 130-139                  termasuk klasifikasi         sangat pandai
IQ. 120-129                  termasuk klasifikasi         pandai
IQ. 110-119                  termasuk klasifikasi         diatas normal
IQ. 90-109                    termasuk klasifikasi         Normal-sedang
IQ. 80-89                      termasuk klasifikasi         Dibawah normal
IQ. 70-79                      termasuk klasifikasi         bodoh
IQ. 50-69                      termasuk klasifikasi         feeble mendet=moron
IQ. 49 ke bawah        termasuk klasifikasi         imbicil,idiot
        Dari anak yg memiliki IQ 50-59 dan 49 ke bawah dapat pula dpt pula d golongkan sbbLdlm kaitannya dg pendidikan:
1.       Educable and trainable( mampu didik dan mampu latih)
Ini adalah untuk anak yang tergolong moron, mereka masih bisa dilatih dan masih bisa dididik dalam tarf yang lebih rendah disbanding dengan anak normal.
2.       Trainable but uneducable( dapat dilatih tapi tidak bisa dididik)
Anak yang punya IQ 49 kebawah. Mereka hanya mampu dilatih dngan keterampilan praktis terutama yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari(activity or daily living/ADL.
3.       Unedecable and untrainabel( tak mampu didik dan tak mampu latih)
Anak yang tergolong idiot. Disamping itu anak idiot tidak mampu mengintegrasikan dirinya dan tidak bisa mengontrol terhadap gerakan2nya.
                                Lembaga/ jenis sekolah yang menangani anak-anak luar biasa:
a.       SLB A, menangani anak tunanetra
b.      SLB B, menangani anak tuna rungu dan tunawicara
c.       SLB C, menangani anak tunagrahita
d.      SLB D, menangani anak yang punya cacat tubuh/daksa(polio, CP/cerebral palsy,amputy)
e.      SLB E. menangani anak  tuna sosial / anak-anak nakal(mental delinguent).

Karena tiap tahap pertumbuhan mempunyai cirri tertentu, hal ini dapat membantu pendidik untuk mengatur strategi dan mengusai bahan pendidikan sesuai dengan kemampuannya. Jadi strategi untuk siswa sekolah taman kanak-kanak akn berbeda dengan siswa, SD, sekolah menengah,dan perguruan tinggi.

 Cirri pertumbuhan kejiwaan anak Taman kanak-kanak.
Dengan mmprhatikan adanya perbedaan individu akan diperolehnya gambaran sbb:
a.       Kemampuan melayani kebutuhan fisik secara sederhana sudah berubah.
b.      Mulai mengenal kehiduoan sosial dan pola sosial
c.       Menyadari dirinya berbeda dengan ank lain yang mempunyai keinginan dan perasaan trtentu.
d.      Masih tergantung kepada oranglain dan memerlukan perlindungan& ksaih saying orang lain.
e.      Belum dapat membedakan yang nyata dan yang khayal.
f.        Mempunyai kesanggupan imitasi dan identifikasi kesibukan orang dewasa.
g.       Kmampuan memecahkan persoalan dg berfikir brdasarkan hal2 yang kongkrit
h.      Menyesuaikan diri dengan kekuatan & kesehatan fisik yg semakin menurun.
i.         Kreativitas mulai menurun.
Cirri pertumbuhan jiwa anak sekolah dasar
a.       Pertumbuhan fisik dan motorik maju pesat.
b.      Kehidupan sosialnya diperkaya
c.       Semakin menyadari diri selain mempunyai keinginan perasaan trtentu, juga semakin bertumbuhnya sbagai minat tertentu.
d.      Kemampuan berfikir masih dalam tingkat  perseptional.
e.      Dalam bergaul,bekerjasamadan kegiatan bersama tidak membedakanjenis.
f.        Mempunyai kesanggupan untuk memahami sebab akibat.
g.       Ketergantungan terhadap orang dewasa semakin berkurang.
Cirri pertumbuhan kejiwaan anak sekolah menengah:
a.       Bertambahnya kemampuan membuat abstraksi
b.      Bertambahnya kemampuan berkomunikasi piker dengan orang lain.
c.       Tumbuhnya minat utk memahami diri sendiri juga orang lain
d.      Dll
Cirri pertumbuhan kejiwaan orng dewasa
a.       Memiliki kemantapan emosi
b.      Kemampuan menyesuaikan diri semakin mantap.
c.       Menyadari kekurangan diri
d.      Dll
B.      Proses pendidikan autoaktivitas
1.       Motivasi
Fungsi motivasi dalam proses pendidikan ialah membangkitkan dorongan untuk melakukan aktivitas-aktivitas pendidikan
2.       Motivasi internal
Yang paling ideal adalah bahwa terdapat motivasi secara internal pada diri anak didik dalam mengikuti kegiatan pendidikan
3.       Motivasi eksternal
Pendidik harus berusaha sebaik-baiknya untuk menimbulkan motivasi jenis lain pda diri anak didik.

Besarnya tingkat motivasi seseorang dengan orang lain tidak sama, yaitu dgn menilai dan melihat  dr beberapa apek:
a.       Seberapa besar tenaga yang dimurahkan dan digunakan untuk mencapai tujuan itu.
b.      Sberapa besar gigihnya usaha untuk mencapai tujuan itu meskipun banyak sekali hambatan dan rintangannya.

(sumber dari Djatun,racmat, sutijan, sukirnopengantar. 2009.ilmu pendidikan.inti media: surakarta
                                               
               

Senin, 08 Oktober 2012

Recount text IS a text that telling the reader about one story, action or activity. Its goal is to entertaining or informing the reader.
 
Generic structure of recount text :

  • Orientation tells who was involved, what happened, where the events took place, and when it happened. ("Orientation" menceritakan siapa saja yang terlibat dalam cerita, apa yang terjadi, di mana tempat peristiwa terjadi, dan kapan terjadi peristiwanya)
  • Events tell what happened and in what sequence. ("Event" menceritakan apa yang terjadi (lagi) dan menceritakan urutan ceritanya)
  • Reorientation consists of optional-closure of events/ending. ("Reorientation" berisi penutup cerita / akhir cerita)

CONTOH RECOUNT :

Sep, 27th 2012 was an unforgettable day. It was my first experience for traveling by train alone.

At that day, I went to solo by Prameks. The train leaved Kutoarjo to solo at 6.00 pm. It was the last train departure, so the train was very silent. I enjoyed the silence.

Suddenly the train stopped in Kalasan, I was surprised when all the lights were off. It was 19.15 pm. I looked out the window and scared because of the darkness. I phoned my father, but he didn't answer it. My fear grew worse.
Fortunately, the man who sat beside me, asked me to talking. My fear decreased slowly. We talked for a long time but the train had not moved yet.

At 10.35, the train began to move again. I was very relieved. I arrived at the station at 11.30 pm and the man drop me to my boarding house.

Minggu, 07 Oktober 2012


CONTOH TELAAH KRITIS

A.Ringkasan artikel

PENDIDIKAN KETERAMPILAN BAGI ANAK TUNAGRAHIATA
            Pendidikan keterampilan merupakan kemampuan khusus yang diselenggarakan agar anak didik memiliki kecakapan (keahlian ) yang berguna bagi dirinya sendiri sebagai bekal hidupnya di masyarakat.
Pendidikan keterampilan bertujuan untuk:
1.      Memiliki kemampuan, keterampilan dan sikap dasar yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan guna memperoleh pendapatan (nafkah).
2.      Memiliki pengetahuan dasar tentang berbagai bidang pekerjaan yang terdapat di lingkungan masyarakat sekitar.
3.      Sekurang-kurangnya mampu menyesuaikan diri didalam masyarakat dan memiliki rasa percaya diri,
4.      Memiliki suatu jenis keterampilan yang sesuai dengan minat, kemampun dan kebutuhan lingkungan.

Pendidikan keterampilan bagi anak tunagrahita ringan adalah untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan bakat dan minat sebagai sikap dasar untuk melakukan suatu pekerjaan didalam masyarakat sehingga dapat memperoleh penghasilan untuk keperluan dirinya dan masyarakat sekitar.

Ruang lingkup keterampilan bagi anak tunagrahita ringan tidak jauh berbeda dengan bahan pengajaran bagi anak normal, hanya dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan bakat. Pelajaran keterampilan diutamakan pada aspek keterampilan dan sikap anak.
Jenis-jenis keterampilan secara umum yang diinstruksikan kurikulum KTSP meliputi:
·         Keterampilan Pertanian.
·         Keterampilan Peternakan.
·         Keterampilan Pertukangan.
·         Keteramilan Perkantoran.
·         Keterampilan Rekayasa.



























B.     Hasil telaah artikel
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Chaniago dan Sirodjudin (1981:1) mengemukakan, bahwa "Keterampilan merupakan kemampuan khusus untuk memanipulasi (memanfaatkan alat, ide, serta keinginan daiam melakukan sesuatu kegiatan yang berguna bagi dirinya sendiri dan banyak orang/masyarakat)".
Pendidikan Keterampilan menurut Sudirman (1987: 75) adalah "program pendidikan yang bertujuan untuk memperoleh kecakapan dan keterampilan tertentu yang diperlukan anak didik sebagai bekal hidupnya di masyarakat.
Alimin (2007) mengemukakan bahwa anak tunagrahita akan mengalami hambatan dalam kesulitan belajar internal, persepsi, mengingat(memory), proses kognisi, perhatian.  Oleh karena itu anak tunagrahita akan memngalami hambatan  dalam perkembangan belajar yang mnggunakan proses kongnisi.
Oleh  karena itu hendaknya  anak tunagrahita  harus lebih banyak diberikan pembelajaran yang memngembangkan kepada kemampuan keterampilan. Dimana siswa mempunyai kemampuan yang diharapkan bisa berkembang maka tugas guru adalah untuk mengembangkan kemampuan tersebut menjadi suatu kemampuan yang bisa bermanfaat untuk kehidupannya. Menurut Rocyadi dan Alimin (2005,17),… tugas guru adalah menggali dan memngembangkan kemampuan potensial  dari setiap komponen dan pendekatan yang tepat untuk mengembangkan potensi anak tunagrahiita”.
Setelah penulis membaca artikel tentang “Pendidikan Keterampilan bagi anak tunagarahia ringan” penulis dapat mengetahui pentingnya pendidikan keterampilan bagi anak tunagrahita. Anak tunagrahita tidak hanya dididik pada bidang akdemik namun  diberikan juga Pendidikan keterampilan agar dapat mengembangkan potensi, kecakapan, dan keterampilan untuk di aplikasikan pada suatu pekerjaan di dalam masyarakat sehingga dapat memperoleh penghasilan untuk keperluan dirinya dan masyarakat sekitar.






















C.    KESIMPULAN
Pendidikan keterampilan adalah program pendidikan yang bertujuan untuk memperoleh kecakapan dan keterampilan tertentu yang diperlukan anak didik sebagai bekal hidupnya di masyarakat.
Pendidikan ini penting karena mengembangkan potensi , kecakapan , dan keterampilan untuk di aplikasikan pada suatu pekerjaan di dalam masyarakat.
Pendidikan keterampilan bertujuan untuk:
1.      Memiliki kemampuan, keterampilan dan sikap dasar yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan guna memperoleh pendapatan (nafkah).
2.      Memiliki pengetahuan dasar tentang berbagai bidang pekerjaan yang terdapat di lingkungan masyarakat sekitar.
3.      Sekurang-kurangnya mampu menyesuaikan diri didalam masyarakat dan memiliki rasa percaya diri,
4.      Memiliki suatu jenis keterampilan yang sesuai dengan minat, kemampun dan kebutuhan lingkungan.

Pendidikan bagi anak tunagrahita ringan ini tidak mengedepankan bidang akademik, karena potensi anak tunagrahita apabila belajar secara akademik tidak akan berkembang seperti anak normal, namun anak tunagrahita masih mempunyai kondisi fisik yang mampu dikembangkan melalui pendidikan keterampilan.









DAFTAR PUSTAKA
http://pabk-4you.blogspot.com/2012/06/pendidikan-keterampilan-bagi.html
: PENGERTIAN PENDIDIKAN >> Makalah Tentang Pendidikan | belajarpsikologi.com http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pls_045726_chapter2.pdf


























LAMPIRAN
Pendidikan Keterampilan Bagi Anak Tunagrahita


A. Pengertian Pendidikan Keterampilan
Pendidikan keterampilan merupakan program pilihan yang dapat diberikan kepada peserta didik yang diarahkan kepada penguasaan satu jenis keterampilan atau lebih yang dapat menjadi bekal hidup di masyarakat.
Pembelajaran Keterampilan membuat sandal di SLB Sindangsari Ciamis
Pendidikan Keterampilan menurut Sudirman (1987: 75) adalah "program pendidikan yang bertujuan untuk memperoleh kecakapan dan keterampilan tertentu yang diperlukan anak didik sebagai bekal hidupnya di masyarakat.

Sejalan dengan pengertian diatas, Chaniago dan Sirodjudin (1981:1) mengemukakan, bahwa "Keterampilan merupakan kemampuan khusus untuk memanipulasi (memanfaatkan alat, ide, serta keinginan daiam melakukan sesuatu kegiatan yang berguna bagi dirinya sendiri dan banyak orang/masyarakat)".

Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan keterampilan merupakan kemampuan khusus yang diselenggarakan agar anak didik memiliki kecakapan (keahlian) yang berguna bagi dirinya sendiri sebagai bekal hidupnya di masyarakat.

B. Tujuan Pendidikan Keterampilan
Pembelajaran Keterampilan Membordir di SLB Sindangsari Ciamis

Pendidikan keterampilan bertujuan untuk menumbuh kembangkan berbagai potensi anak didik sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. Adapun tujuan utama pendidikan keterampilan sesuai dengan tujuan intruksional adalah sebagai berikut:
  1. Memiliki kemampuan, keterampilan dan sikap dasar yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan guna memperoleh pendapatan (nafkah).
  2. Memiliki pengetahuan dasar tentang berbagai bidang pekerjaan yang terdapat di lingkungan masyarakat sekitar.
  3. Sekurang-kurangnya mampu menyesuaikan diri di dalam masyarakat dan memiliki kepercayaan diri.
  4. Memiliki suatu jenis keterampilan yang sesuai dengan minat, kemampuan dan kebutuhan lingkungan.
Tujuan pendidikan keterampilan menurut Mainord dalam Astati (2001:16) menyatakan bahwa: "Tujuan pendidikan keterampilan bagi anak tunagrahita ringan adalah untuk mengembangkan keterampilan dan mengadaptasikannya pada suatu pekerjaan".

Dari pernyataan di atas, bisa disimpulkan bahwa pendidikan keterampilan bagi anak tunagrahita ringan adalah untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan bakat dan minat sebagai sikap dasar untuk melakukan suatu pekerjaan didalam masyarakat sehingga dapat memperoleh penghasilan untuk keperluan dirinya dan masyarakat sekitar.

C. Ruang Lingkup Keterampilan
Ruang lingkup bahan pengajaran keterampilan bagi anak tanagrahita ringan tidak jauh berbeda dengan bahan pengajaran bagi anak normal, hanya dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan bakat dan minat serta kemampuan anak.

Mengingat kemampuan anak tunagrahita ringan kemampuan daya abstraknya terbatas, maka dalam pelajaran keterampilan ini penekannya diutamakan pada aspek keterampilan dan sikap anak. Hal ini dilakukan dengan harapan anak bisa melakukan sendiri di rumahnya yang kemudian menjadi mates pencaharian kelak.

D. Jenis-jenis Keterampilan
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan. Pendidikan (KTSP) untuk SMALB Anak Tunagrahita Ringan, keterampilan vokasional merupakan pelajaran yang memiliki alokasi waktu paling banyak. Selain itu arah pengembangannya disesuaikan dengan potensi anak tunagrahita dan potensi daerah sehingga penentuan keterampilan vokasional diserahkan pada sekolah yang bersangkutan. Adapun jenis jenis keterampilan secara umum yang diinstruksikan kurikulum KTSP meliputi :
  • Keterampilan Pertanian
  • Keterampilan Peternakan
  • Keterampilan pertukangan
  • Keterampilan perkantoran, dan
  • Keterampilan rekayasa.