TINJAUAN PSIKOLOGIS DARIPADA PENDIDIKAN DI INDONESIA.
A. Hukum dasar perkembangan kejiwaan manusia.
Bahwa manusia setiap saat mengalami perkembangan/
perubahan, perkembangan tersebut menuju kearah kemajuan. Perkembangan manusia
bersifat jasmaniah dan rohaniah. Maksudnya perkembangan manusia tidak hanya
berkembang dalam arti jasmaniah saja atau badannya saja akan tetapi
perkembangan manusia tersebut disamping jasmaninya juga rohaninya atau jiwanya.
Proses perkembangan/ pertumbuhan manusia itu terjadi
dan berlangsung secara teratur dan terarah, maksudnya perkembangan manusia
tersebut menuju kearah kemajuan atau kedewasaan. Dan setiap perkembangan
tersebut ditandai dengan suatu peningkatan kemampuan yang secara terus menerus
akan bertambah kompleks. Jadi terdapat tugas-tugas tertentu yang harus dilewati
atau dilakukan dalam setiap fase perkembngan . tugas-tugas tertentu yang harus
dilakukan anak dalam periode tertentu disebut “developmental tasks”.
Tujuan dari perubahan yang selalu terjadi dalam
kehidupan agar manusia dapat menyesuaikan dengan lingkungannya. Ada pun
lingkungan manusia terdiri dari:
1.
Lingkungan fisik
Yang termasuk lingkungan fisik: benda cair, benda padat, benda gas, dsb
Lingkungan manusia yag tidak dapat ditangkap oleh indra antara lain : situasi
ekonomi, kepercayaan, ideologi, dsb.
2.
Lingkungungan sosial.
Yaitu
semua orang yang ada dalam dunia kehidupan anak, yakni orang yang bergaul
dengan anak, bekerja sama dengan anak. Tugas pendidikan dalam hal ini ialah
memberikan bimbingan agar pertumbuhan anak dapat berlangsung secara wajar dan
optimal.
Beberapa
hukum dasar yang perlu diperhatiakan dalam rangka membimbing anak adalah
sebagai berikut:
Tiap-tiap anak mempunyai sifat
kepribadian yang baik artinya anak-anak memiliki sifat-sifat yang khas.
Kekhasan
manusia/anak ter bentuk oleh 3 faktor: Keturunan(heredity), ligkungan, diri.
A.
Keturunan(heredity).
Dalam hal ini Genetika(ilmu tentang keturunan) banyak
membicarakan masalah ini, “bahwa sifat-sifat yang dibawa manusia akan
diturunkan kepada manusia yang diturunkannya. Sedang para ahli Ilmu jiwa,
seperti HC Witherington mengatakan “bahwa hereditas adalah proses penurunan
sifat-sifat atau cirri-ciri dari satu generasi kegenerasi lain,dengan
perantaraan plasma benih.
B.
Lingkungan
Lingkungan yang dihadapi anak pada pokoknya dapat dikelompokan sbb:
1.
Lingungan dalam, yaitu cairan-cairan yang
meresap ke dalam tubuh manusia, cairan ini berasal dari makanan dan minuman.
2.
Lingkungan fisik, adalah lingkungan alam di
sekitar anak ,yang meliputi tumbuh-tumbuhan, hewan,keadaan tanah, dsb.
3.
Lingkungan budaya, adalah lingkungan yang
berwujud bahasa, ilmu pengetahuan, karya seni, adat istiadat, dsb.
4.
Lingkungan sosial, lingkungan ini meliputi
bentuk hubungan, sikap atau tingkah laku manusia seperti tingkah laku ayah,ibu
keluarga,tentangga,dsb.
5.
Lingkungan spiritual , adalah lingkungan yang
berupa agama, keyakinan masyarakat di sekitarnya, dan ide-ide yang muncul dalam
masyarakatdimana anak hidup.
C.
Faktor diri ( self)
Adalah kehidupan kejiwaan seseorang. Terdiri dari perasaan,usaha,
pikiran, pandangan, penilaian, keyakinan,sikap, anggapan yang semuanya itu akan
berpengaruh dalam membuat keputusan dalam tindakan sehari-hari. Apabila dapat
dipahami self seseorang akan dapat membantu kita untuk memahami apa yang menjadi
tujuan orang itu dibalik perbuatan yang dilakukannya.
Self
berinteraksi dengan pembawaan dan lingkungan yang membentuk pribadi seseorang.
Tiap anak mempunyai kecerdasan yang berbeda. Oleh karenanya anak yang
mempunyai intelegensi yang rendah atau dibawah normal tidak akn berhasil dalam
pendidikannya apabila dalam penanganannyadijadikan satu dengan anak yang
mempunyai itelegensi normal.
Bagi seorang pendidik sangat perlu memiliki pengetahuan tentang
intelegensi anak, sehingga dengan pengetahuan itulah diharapkan seorang
pendidik/ guru bisa menerapkan setepat mungkin, akan ditempatkan dimana anak
yang memiliki intelegensi yang rendah dan bagaimana dengan anak yang memiliki
intelegensi diatas normal.intelegensi secara umum dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk membuat kombinasi(EBBINGHAUSE,1897), juga TERMAN, 1921
mengartikan sebagai kemampuan untuk berfikir abstrak. Indeks kecerdasan
diperolh dari membagi usia kecerdasan dengan usia kalender dikalikan 100. Baik
usia kecerdasan dengan usia kronologisnya dapat dinyatakan dalam satuaan bulan.
Indeks kecerdasan dapat
diklsiikasikn sbb:
IQ. 140-Keatas termasuk
klasifikasi genius
IQ. 130-139 termasuk
klasifikasi sangat pandai
IQ. 120-129 termasuk
klasifikasi pandai
IQ. 110-119 termasuk
klasifikasi diatas normal
IQ. 90-109 termasuk
klasifikasi Normal-sedang
IQ. 80-89 termasuk
klasifikasi Dibawah normal
IQ. 70-79 termasuk
klasifikasi bodoh
IQ. 50-69 termasuk
klasifikasi feeble mendet=moron
IQ. 49 ke bawah termasuk
klasifikasi imbicil,idiot
Dari anak yg memiliki IQ
50-59 dan 49 ke bawah dapat pula dpt pula d golongkan sbbLdlm kaitannya dg
pendidikan:
1.
Educable and trainable( mampu didik dan mampu
latih)
Ini adalah untuk anak yang tergolong moron, mereka masih bisa dilatih dan
masih bisa dididik dalam tarf yang lebih rendah disbanding dengan anak normal.
2.
Trainable but uneducable( dapat dilatih tapi
tidak bisa dididik)
Anak yang punya IQ 49 kebawah. Mereka hanya mampu dilatih dngan
keterampilan praktis terutama yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari(activity
or daily living/ADL.
3.
Unedecable and untrainabel( tak mampu didik dan
tak mampu latih)
Anak yang tergolong idiot. Disamping itu anak idiot tidak mampu mengintegrasikan
dirinya dan tidak bisa mengontrol terhadap gerakan2nya.
Lembaga/
jenis sekolah yang menangani anak-anak luar biasa:
a.
SLB A, menangani anak tunanetra
b.
SLB B, menangani anak tuna rungu dan tunawicara
c.
SLB C, menangani anak tunagrahita
d.
SLB D, menangani anak yang punya cacat
tubuh/daksa(polio, CP/cerebral palsy,amputy)
e.
SLB E. menangani anak tuna sosial / anak-anak nakal(mental
delinguent).
Karena tiap tahap pertumbuhan mempunyai cirri
tertentu, hal ini dapat membantu pendidik untuk mengatur strategi dan mengusai
bahan pendidikan sesuai dengan kemampuannya. Jadi strategi untuk siswa sekolah
taman kanak-kanak akn berbeda dengan siswa, SD, sekolah menengah,dan perguruan
tinggi.
Cirri pertumbuhan kejiwaan anak Taman
kanak-kanak.
Dengan mmprhatikan adanya
perbedaan individu akan diperolehnya gambaran sbb:
a.
Kemampuan melayani kebutuhan fisik secara
sederhana sudah berubah.
b.
Mulai mengenal kehiduoan sosial dan pola sosial
c.
Menyadari dirinya berbeda dengan ank lain yang
mempunyai keinginan dan perasaan trtentu.
d.
Masih tergantung kepada oranglain dan memerlukan
perlindungan& ksaih saying orang lain.
e.
Belum dapat membedakan yang nyata dan yang
khayal.
f.
Mempunyai kesanggupan imitasi dan identifikasi
kesibukan orang dewasa.
g.
Kmampuan memecahkan persoalan dg berfikir
brdasarkan hal2 yang kongkrit
h.
Menyesuaikan diri dengan kekuatan &
kesehatan fisik yg semakin menurun.
i.
Kreativitas mulai menurun.
Cirri pertumbuhan jiwa anak
sekolah dasar
a.
Pertumbuhan fisik dan motorik maju pesat.
b.
Kehidupan sosialnya diperkaya
c.
Semakin menyadari diri selain mempunyai
keinginan perasaan trtentu, juga semakin bertumbuhnya sbagai minat tertentu.
d.
Kemampuan berfikir masih dalam tingkat perseptional.
e.
Dalam bergaul,bekerjasamadan kegiatan bersama
tidak membedakanjenis.
f.
Mempunyai kesanggupan untuk memahami sebab
akibat.
g.
Ketergantungan terhadap orang dewasa semakin
berkurang.
Cirri pertumbuhan kejiwaan anak
sekolah menengah:
a.
Bertambahnya kemampuan membuat abstraksi
b.
Bertambahnya kemampuan berkomunikasi piker
dengan orang lain.
c.
Tumbuhnya minat utk memahami diri sendiri juga
orang lain
d.
Dll
Cirri pertumbuhan kejiwaan orng
dewasa
a.
Memiliki kemantapan emosi
b.
Kemampuan menyesuaikan diri semakin mantap.
c.
Menyadari kekurangan diri
d.
Dll
B. Proses pendidikan autoaktivitas
1.
Motivasi
Fungsi motivasi dalam proses pendidikan ialah membangkitkan dorongan
untuk melakukan aktivitas-aktivitas pendidikan
2.
Motivasi internal
Yang paling ideal adalah bahwa terdapat motivasi secara internal pada
diri anak didik dalam mengikuti kegiatan pendidikan
3.
Motivasi eksternal
Pendidik harus berusaha sebaik-baiknya untuk menimbulkan motivasi jenis
lain pda diri anak didik.
Besarnya tingkat motivasi seseorang dengan orang lain tidak sama, yaitu
dgn menilai dan melihat dr beberapa
apek:
a.
Seberapa besar tenaga yang dimurahkan dan
digunakan untuk mencapai tujuan itu.
b.
Sberapa besar gigihnya usaha untuk mencapai
tujuan itu meskipun banyak sekali hambatan dan rintangannya.
(sumber dari Djatun,racmat, sutijan, sukirnopengantar. 2009.ilmu pendidikan.inti media: surakarta