Selamat membaca

Sugeng rawuh wonten ing " Gigih Blog"

Jumat, 16 November 2012

Mengenal tuna wicara


TUNAWICARA

                Dari Wikipedia bahasa Indonesia, Bisu, tunawicara, atau gangguan bicara adalah ketidakmampuan seseorang untuk berbicara. Bisu disebabkan oleh gangguan pada organ-organ seperti tenggorokan, pita suara, paru-paru, mulut, lidah, dsb.
            Factor-faktor yang menyebabkan ketunawicaraan sbb:
1.   Sebelum anak dilahirkan/ masih dalam kandungan (pre natal)
a. Hereditas (keturunan)
ini berarti ketunaan terjadi sejak dalam perut ibu. Ini terjadi karna didalam keluarga terdapat tunawicara atau membawa gen tuna wicara. Perbedaan rhesus ayah dan ibu juga dapat menyebabkan abnormalitas pada kelahiran anak.
b. Anoxia
janin yang kekurangan oksigen juga dapat mengalami kerusakan pada otak dan syaraf dan menyebabkan ketidaksempurnaan organ salah satunya aorgan bicara seperti pita suara,tenggorokan,lidah,dan mulut.
2.  Pada waktu proses kelahiran dan baru dilahirkan (umur neo natal)
     Prematur
            Bayi-bayi prematur yang lahir dengan berat badan tidak normal dan lahir dengan organ tubuh yang belum sempurna dapat mengakibatkan kebisuan yang kadang disertai ketulian
3. Setelah dilahirkan ( pos natal)
1.     Infeksi
2.     meningitis(radang selaput otak)
3.     infeksi alat pernafasan
Klasifikasi tuna wicara
Dalam buku Ortopedagogik Umum(1998), Heri Purwanto mengemukakan tunawicara secara umum diklasifikasikan menjadi 4 bagian,yaitu

1.     Keterlambatan bicara (Delayed speech )
Yaitu seseorang yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicaranya jika dibandingkan dengan anak seusianya.

2.     Gagap (stuttering)
Yaitu kelainan dalam memulai pembicaraan dapat berupa,
a.             Pemanjangan fonom atau suku kata depan (prolongation),
b.            Pengulangan suku kata depan ( repetition ),
c.             Gerak  mulut berbicara namun tidak keluar suara ( silent struggle )
d.            Anak dengan kekacauan dalam berbicara (cluttering), biasanya berupa bicara terlalu cepat, struktur kalimat tidak karuan, repitisi berlebihan.

3.     kehilangan kemapuan berbahasa(disphasia).
Yaitu kehilangan kemampuan berbahasa mulai dari kesalahan dalam inti pembicaraan sampai tidak dapat bebicara sama sekali.

4.     Kelainan suara(voice disorder)
Ditandai dengan perbedaan suara dengan anak normal. Adapun kelainan suara berupa
a.     Kelainan nada(pitch)
Kelainan nada bicara dapat berupa nada terlalu tinggi, terlalu rendah, atau monoton.
b.     Kelainan kualitas suara
Kelainan kualitas atau warna suara berupa serak, lemah, atau desah.
          
c.      Kelainan keras lembutnya suara.
Kelainan ini dapat berupa suara keras ataupun suara lembut


Sumber : buku Ortopedagogik Umum(1998), Heri Purwanto dan Wikipedia bahasa Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar