Karakteristik
tunawicara
anak tuna wicara................anak tunawicara............anak tunawicara..........
anak tunawicara itu kayak apa ya?cirinya gmana si???....
ummmm...... jika di lihat, anak tuna wicara sama seperti anak-anak normal lain pada umumnya.
yang membedakan hanya bicaranya. berikut penjelasannya...
anak tunawicara itu kayak apa ya?cirinya gmana si???....
ummmm...... jika di lihat, anak tuna wicara sama seperti anak-anak normal lain pada umumnya.
yang membedakan hanya bicaranya. berikut penjelasannya...
1. Karakteristik
bahasa dan wicara
Pada umumnya anak tunawicara
memiliki kelambatan dalam perkembangan bahasa wicara bila dibandingkan
dengan perkembangan bicara anak-anak normal.
2. Kemampuan
intelegensi
Kemamapuan
intelegensi (IQ) tidak berbeda dengan anak-anak normal, hanya pada skor IQ
verbalnya akan lebih rendah dari IQ performanya
3. Penyesuaian
emosi,sosial dan perilaku
Dalam melakukan
interaksi sosial di masyarakat banyak mengandalkan komunikasi verbal, hal ini
yang menyebabkan tuna wicara mengalami kesulitan dalam penyesuaian
sosialnya.Sehingga anak tunawicara terkesan agak eksklusif atau terisolasi dari
kehidupan masyarakat normal.
Sedangkan yang merupakan ciri-ciri fisik dan psikis anak tunawicara adalah:
a. Berbicara keras
dan tidak jelas
b. Suka
melihat gerak bibir atau gerak tubuh teman bicaranya
c.
Telinga mengeluarkan cairan
d. Biasanya Menggunakan
alat bantu dengar
e. Bibir sumbing
f.
Suka melakukan gerakan tubuh
g. Cenderung pendiam
h. Suara sengau
i.
Cadel
Penanganan pada anak tunawicara
1. Latihan Artikulasi
Artikulasi adalah gerakan otot-otot dari langit-langit, rahang lidah dan
bibir yang perlu untuk bicara. (Drs.Sardjono,1990, Ortopedagogik tuna rungu-wicara). Sardjono mengutip De vreede Varekamp (1973)
ada 4 latihan yang perlu dilakukan dalam membantu anak tunawicara, yaitu
a. Latihan meniup
b. Latihan bibir
c.
Latihan lidah
d. .Latihan velum (untuk anak yang berbicara sengau)
2. Terapi Wicara (speech therapy)
Yaitu pengembangan kemampuan bicara
anak tuna wicara dengan melatih pengucapan oral ( mulut ).
3. Speech development
Yaitu pengembangan kemampuan bicara.
Anak tunawicara dapat diajar berbicara. Dalam masyarakat masih banyak orang
yang berfikir bahwa anak tuna
wicara tidak dapat membawa suara.
Pendapat ini salah sebab anak tuna wicara dapat bersuara. Hal ini tergantung
melatih suara tersebut untuk berbicara.
4. speech Improvement
Yaitu segala macam usaha yang
berhubungan dengan pengembangan kemampuan bicara. Contoh : grammar, spelling,
reading, dam comprehension. Setelah anak terbiasa mengucapkan kata-kata dengan
baik maka perlu peningkatan bicara dengan menambah beberapa perbendaharaan
kata.
5. Speech correction
Yaitu suatu pembetulan bicara yang
brbau terapi, dengan cara membetulkan dan mengoreksi istilah-istilah yang tidak
benar.
6. Speech education
Yaitu pendidikan bicara dan
berbahasa.
Cara membantu tunawicara:
a) Bicara harus jelas dengan ucapan yang benar
b) Gunakan kalimat sederhana dan singkat
c) Gunakan komunikasi non verbal seperti gerak
bibir atau gerakan tangan
d) Gunakan pulpen dan kertas untuk menyampaikan pesan
e) Bicara berhadapan muka
f) Latihan gerak bibir dengan cermin
g) Latihan menggunakan bahasa isyarat
Cara membantu anak
dengan hambatan berbicara dan bahasa
Beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk membantu anak dengan hambatan bicara dan bahasa adalah :
a. Tidak menuntut anak
untuk berbicara menggunakan tata bahasa yang benar. Yang utama adalah
menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan untuk anak berlatih bicara.
b. Saat mengajak anak
berbicara, hindari hal-hal lain yang mungkin dapat mengganggu, seperti radio
dan televisi yang menyala.
c. Tidak terlalu banyak
melakukan kritikan atas bicara dan bahasa anak, sehingga anak tidak tertekan
ketika berbicara dan berbahasa.
d. Ijinkan anak untuk
berhenti bicara jika anak merasa tidak nyaman.
e. Jangan meminta anak
untuk mengulangi ucapannya.
f. Orang dewasa harus
berbicara dengan pelan dan jelas pada anak agar dapat ditangkap dan dicontoh
maksudnya.
g. Biarkan anak berbicara
dan mengucapkan kalimatnya sampai selesai, jangan pernah dipotong pembicaraannya.
h. Menatap mata anak
ketika berbicara dan tidak menunjukkan kekecawaan atas proses bicara dan
berbahasa anak.
i. Terus melatih anak
dengan memberikan contoh yang baik dan selalu berbicara dengan jelas.
sumber :ABK TUK TENDIK.pdf Revisi I : Yogyakarta, 23-26 Maret 2010 menurut dr Yulia Suharlina dan Hidayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar