Selamat membaca

Sugeng rawuh wonten ing " Gigih Blog"

Jumat, 16 November 2012

masih tunawicara

 
Karakteristik tunawicara
anak tuna wicara................anak tunawicara............anak tunawicara..........
anak tunawicara itu kayak apa ya?cirinya gmana si???....
 ummmm...... jika di lihat, anak tuna wicara sama seperti anak-anak normal lain pada umumnya.
yang membedakan hanya bicaranya. berikut penjelasannya...
1.  Karakteristik bahasa dan wicara
Pada umumnya anak tunawicara  memiliki kelambatan dalam perkembangan bahasa wicara bila dibandingkan dengan perkembangan bicara anak-anak normal.
2.  Kemampuan intelegensi
Kemamapuan intelegensi (IQ) tidak berbeda dengan anak-anak normal, hanya pada skor IQ verbalnya akan lebih rendah dari IQ performanya
3.  Penyesuaian emosi,sosial dan perilaku
Dalam melakukan interaksi sosial di masyarakat banyak mengandalkan komunikasi verbal, hal ini yang menyebabkan tuna wicara mengalami kesulitan dalam penyesuaian sosialnya.Sehingga anak tunawicara terkesan agak eksklusif atau terisolasi dari kehidupan masyarakat normal.
Sedangkan yang  merupakan ciri-ciri fisik dan psikis anak tunawicara adalah:
a.       Berbicara keras dan tidak jelas
b.        Suka melihat gerak bibir atau gerak tubuh teman bicaranya
c.        Telinga mengeluarkan cairan
d.       Biasanya Menggunakan alat bantu dengar
e.       Bibir sumbing
f.        Suka melakukan gerakan tubuh
g.       Cenderung pendiam
h.       Suara sengau
i.         Cadel    
Penanganan pada anak tunawicara
1.       Latihan Artikulasi
Artikulasi adalah gerakan otot-otot dari langit-langit, rahang lidah dan bibir yang perlu untuk bicara. (Drs.Sardjono,1990, Ortopedagogik tuna rungu-wicara).  Sardjono mengutip De vreede Varekamp (1973) ada 4 latihan yang perlu dilakukan dalam membantu anak tunawicara, yaitu
a.     Latihan meniup
b.     Latihan bibir
c.      Latihan lidah
d.     .Latihan velum (untuk anak yang berbicara sengau)

2.      Terapi Wicara (speech therapy)
Yaitu pengembangan kemampuan bicara anak tuna wicara dengan melatih pengucapan oral ( mulut ).
3.      Speech development
Yaitu pengembangan kemampuan bicara. Anak tunawicara dapat diajar berbicara. Dalam masyarakat masih banyak orang yang berfikir bahwa anak tuna  wicara  tidak dapat membawa suara. Pendapat ini salah sebab anak tuna wicara dapat bersuara. Hal ini tergantung melatih suara tersebut untuk berbicara.
4.      speech Improvement
Yaitu segala macam usaha yang berhubungan dengan pengembangan kemampuan bicara. Contoh : grammar, spelling, reading, dam comprehension. Setelah anak terbiasa mengucapkan kata-kata dengan baik maka perlu peningkatan bicara dengan menambah beberapa perbendaharaan kata.

5.      Speech correction
Yaitu suatu pembetulan bicara yang brbau terapi, dengan cara membetulkan dan mengoreksi istilah-istilah yang tidak benar.
6.      Speech education
            Yaitu pendidikan bicara dan berbahasa.

Cara membantu tunawicara:
a)   Bicara harus jelas dengan ucapan yang benar
b)   Gunakan kalimat sederhana dan singkat
c)   Gunakan komunikasi non verbal seperti gerak bibir atau gerakan tangan
d)   Gunakan pulpen dan kertas untuk menyampaikan pesan
e)   Bicara berhadapan muka
f)    Latihan gerak bibir dengan cermin
g)  Latihan menggunakan bahasa isyarat


Cara membantu anak dengan hambatan berbicara dan bahasa

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu anak dengan hambatan bicara dan bahasa adalah :
a. Tidak menuntut anak untuk berbicara menggunakan tata bahasa yang benar. Yang utama adalah menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan untuk anak berlatih bicara.
b. Saat mengajak anak berbicara, hindari hal-hal lain yang mungkin dapat mengganggu, seperti radio dan televisi yang menyala.
c. Tidak terlalu banyak melakukan kritikan atas bicara dan bahasa anak, sehingga anak tidak tertekan ketika berbicara dan berbahasa.
d. Ijinkan anak untuk berhenti bicara jika anak merasa tidak nyaman.
e. Jangan meminta anak untuk mengulangi ucapannya.
f. Orang dewasa harus berbicara dengan pelan dan jelas pada anak agar dapat ditangkap dan dicontoh maksudnya.
g. Biarkan anak berbicara dan mengucapkan kalimatnya sampai selesai, jangan pernah dipotong pembicaraannya.
h. Menatap mata anak ketika berbicara dan tidak menunjukkan kekecawaan atas proses bicara dan berbahasa anak.
i. Terus melatih anak dengan memberikan contoh yang baik dan selalu berbicara dengan jelas. 

 sumber :ABK TUK TENDIK.pdf Revisi I : Yogyakarta, 23-26 Maret 2010 menurut dr Yulia Suharlina dan Hidayat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar