Selamat membaca

Sugeng rawuh wonten ing " Gigih Blog"

Minggu, 18 November 2012

tunarungu


TUNARUNGU
Apa itu tuna rungu?????
Menurut Donald F. Mores (1978:3) dalam Somad dan Herawati (1996:26) tunarungu adalah istilah umum yang menunjukkan kesulitan mendengar dari yang ringan sampai berat. Digolongkan ke dalam tuli dan kurang dengar. Hallahan & Kauffman (1991:266) dan Hardman, et al (1990:276) mengemukakan bahwa orang yang tuli (a deaf person) adalah orang yang mengalami ketidakmampuan mendengar, sehingga mengalami hambatan dalam memproses informasi bahasa melalui pendengarannya dengan atau tanpa menggunakan alat bantu dengar (hearing aid).
Sedangkan orang yang kurang dengar (a hard of hearing person) adalah seseorang yang biasanya menggunakan alat bantu dengar, sisa pendengarannya cukup memungkinkan untuk keberhasilan memproses informasi bahasa, artinya apabila orang yang kurang dengar tersebut menggunakan hearing aid, ia masih dapat menangkap pembicaraan malalui pendengarannya.
Secara terminologi lain oleh uden (1977) di dasarkan pada saat terjadi ketunarunguan yang dikaitkan taraf penguasaan bahasa, yaitu tuli pra bahasa ( per lingually deaf), yaitu ketunarunguan yang diperoleh sebelum dikuasainya suatu bahasa ( < 1-6 thn) dan tuli purna bahasa ( post lingually deaf ) yaitu ketunarunguan yang diperoleh setelah menguasai suatu bahasa dimana penyandang telah menerapkan suatu system lambing di lingkungannya.

klasifikasi tunarungu
    Klasifikasi secara etiologis
Yaitu pembagian berdasarkan sebab-sebab, dalam hal ini penyebab ketunarunguan ada beberapa faktor :
1. Pada saat sebelum dilahirkan (prenatal)
·         Gen / keturunan yang dibawa salah satu orangtua yang menderita tunarungu.
·         Penyakit yang diderita ketika ibu mengandung, seperti penyakit rubella, morbilli.
·         Karena keracunan obat-obatan pada saat ibu mengandung.
2. Pada saat kelahiran (post natal)
·         Kekurangan oksigen pada system syaraf pusat.
·         Kelahiran yang dihalangi
·         Kelahiran yang dipaksa
·         Penggunaan alat yang salah
·         prematuries
3. Pada saat setelah kelahiran     
·      Malnutrisi
·      Penyakit
·      Kekurangan Oksigen
·      Kecelakaan / Ruda Paksa
    Klasifikasi tunarungu menurut tarafnya sebagai berikut :
·         Kelompok I : kehilangan 15-30 db, mild hearing losses (tunarungu ringan)
·         Kelompok II : kehilangan 31-60 db, moderate hearing losses (tunarungu sedang)
·         Kelompok III : kehilangan 61-90 db, severe hearing losses (tunarungu berat)
·         Kelompok IV : kehilangan 91-120 db, profound hearing losses (sangat berat)
·         Kelompok V : kehilangan > 120 db, total hearing (total)
Adapun klasifikasi berdasarkan saat terjadinya yaitu bawaan dan setelah lahir. Serta berdasarkan tempat kerusakan yaitu tuli konduktif dan tuli sensoris. Tuli konduktif adalah kerusakan telinga luar dan tengah sementara tuli sensoris adalah kerusakan pada bagian dalam telinga.

 Aspek perkembangan tunarungu
   a. Kognitif
    Perkembangan kognitif adalah perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan / kecerdasan otak anak. Kognisi merupakan perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan ( Syah, 2003).
    Piaget ( yusuf, 2004 : 6) membagi tahap perkembangan kognitif dalam 4 tahap :
1. sensorimotor, 2. Praoperasional, 3. Operasi konkrit, 4. Operasi formal. Pada anak normal perkembangan kognitif secara potensi sama dengan anak normal hanya yang membedakan adalah tingkat kemampuan berbahasanya yang akan menghambat intelegensinya.

  b. Motorik
   Perkembangan motorik adalah proses perkembangan yang progresif dan berhubungan dengan aneka ragam ketrampilan fisik (motor skill). Perkembangan ini akan berjalan dengan bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan dimana gerakan individu meningkat dari keadaan  sederhana, tidak terorganisasi, dan tidak terampil kea rah penampilan ketrampilan motorik yang kompleks dan terorganisasi dengan baik ( Corbin, 1980).

  c. Emosi
   Perkembangan emosi adalah perkembangan yang berkaitan dengan keuletan, kesabaran, dan ketabahan menghadapi masalah. Pada anak tunarungu perkembangan emosinya sangat labil karena terhambatnya perkembangan bahasanya sehingga berdampak pada keinginan yang dia rasakan.



  d. Sosial
    Perkembangan sosial adalah proses perkembangan kepribadian seseorang sebagai anggota masyarakat. Perkembangan ini sangat penting karena anak tunarungu akan tumbuh di lingkungan masyarakat sehingga memerlukan suatu pemahaman kepada masyarakat bahwa mereka sama dengan anak normal lainnya.
 
e. Kepribadian
   Perkembangan kepribadian adalah keseluruhan sifat dan sikap pada seseorang yang menentukan cara-caranya yang unik dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya. Perkembangan ini dimulai dari peran serta orangtua dalam mendidik sang anak supaya dapat berkembang secara maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar